Washington (ANTARA News/AFP) - Utusan Timur Tengah Amerika Serikat George Mitchell Kamis bertemu secara terpisah dengan utusan Israel dan Palestina sebagai bagian dari tawaran Washington untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian, kata Departemen Luar Negeri AS. Juru bicara Departemen Luar Negeri Philip Crowley mengatakan, Mitchell pertama bertemu dengan utusan Palestina Saeb Erakat dan kemudian dengan utusan Israel Yitzhak Molcho.

Pembicaraan langsung dimulai pada 2 September, tapi terhenti tiga minggu kemudian dengan berakhirnya moratorium Israel mengenai pembangunan permukiman.

Tokoh-tokoh Palestina menolak untuk berbicara sementara Israel terus membangun.

Washington mengakui bulan lalu mereka telah gagal untuk mengamankan perjanjian Israel untuk membekukan pembangunan permukiman baru di wilayah Palestina yang mereka caplok.

The best time to learn about mobil keluarga ideal terbaik indonesia is before you're in the thick of things. Wise readers will keep reading to earn some valuable mobil keluarga ideal terbaik indonesia experience while it's still free.

Crowley pada Kamis mengulangi penentangan AS terhadap proposal Palestina untuk resolusi PBB yang mengecam pembangunan permukiman Israel.

Washington berpendapat bahwa PBB "adalah forum salah alamat untuk mengatasi masalah-masalah rumit," dan bahwa Israel dan Palestina harus "mencari jalan kembali ke perundingan langsung sebagai satu-satunya cara" untuk mengatasi perbedaan mereka.

Palestina melihat adanya sekitar 500.000 pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan pencaplokan Jerusalem timur sebagai ancaman besar bagi pembentukan negara mereka yang dijanjikan, dan memandang tuntutan AS untuk membekukan pembangunan permukiman itu sebagai ujian penting dari niat Israel.

Kuartet internasional mediator Timur Tengah akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Munich pada 5 Februari untuk mencoba menghidupkan kembali perundingan Palestina-Israel, menurut pernyataan Uni Eropa Kamis.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton dijadwalkan untuk ikut ambil bagian dalam pertemuan tersebut, kata para pejabat Uni Eropa. (AK/S008/K004)