Mamuju (ANTARA News) - Provinsi Sulawesi Barat merupakan sasaran investasi negara China di antara daerah negara Indonesia selama tahun 2011 karena Sulbar memiliki kekayaan alam yang melimpah. Ketua Kamar Dagang dan Industri Provinsi Sulbar, Harry Warga Negara, di Mamuju, Sabtu, mengatakan, hanya Provinsi Sulbar daerah yang paling menjadi sasaran negara China untuk melakukan investasi selama tahun 2011 di antara 33 Provinsi lainnya yang ada di Indonesia.

Ia mengatakan, Himpunan Pengusaha dan Kontraktor di Negara China mengakui bahwa hanya Provinsi Sulbar yang menjadi sasaran negara China untuk melakukan investasi di Indonesia.

"Itu semua karena Sulbar memiliki sumber kekayaan alam seperti di bidang pertambangan, pertanian, perikanan dan peternakan, sehingga itu juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah di Sulbar," katanya.

Menurut dia, atas keinginan negara China untuk melakukan investasi di Sulbar ini maka investor negara China telah siap membangun jalan arteri dari Kecamatan Tapalang menuju Kota Mamuju sepanjang 102 meter.

It's really a good idea to probe a little deeper into the subject of mobil keluarga ideal terbaik indonesia. What you learn may give you the confidence you need to venture into new areas.

Ia mengatakan, anggaran untuk membangun jalan untuk meningkatkan sarana transportasi di Sulbar dan untuk menunjang kemudahan arus ekonomi di Sulbar tersebut tidak sedikit mencapai sekitar 60 juta dollar AS.

"Tahun ini megaproyek tersebut akan mulai dikerjakan investor China," katanya.

Menurut dia, investor China juga sebelumnya sudah melirik dan akan mengerjakan pembangunan PLTA Karama di Kecamatan Bonehau Kabupaten dengan kekuatan daya mencapai 1800 megawatt.

Ia berharap agar dengan investasi tersebut ekonomi Sulbar dapat berkembang dan investasi lainnya dapat teransang dengan investasi pembangunan infrastruktur untuk menunjang investasi pengelolaan kekayaan alam lainnya di daerah ini. (MFH/KWR/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com